49 Orang Diciduk, Nganjuk Siaga Teroris
NGANJUK- Sekitar 49 orang yang mengatasnamakan
kelompok Gabungan Masyarakat Islam (Gamis) ditangkap polisi di Desa
Kepuh, Kecamatan Kertosono, Nganjuk. Dari tangan mereka, polisi
mengamankan sejumlah senjata api rakitan. Meski belum ada pernyataan
resmi, namun dikhawatirkan kelompok ini terkait jaringan terorisme di
Indonesia.
"Tadi banyak polisi menangkap
orang-orang berjenggot itu. Entah kasus apa," kata Romadi (29), warga
setempat, Selasa (13/11) dini hari.
Penangkapan
mereka sendiri dilakukan di sebuah rumah kontrakan yang belakangan
disebut Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Akhfiya' di desa setempat
sekitar pukul 21.00, Senin (12/11). Polisi langsung menuju lokasi itu
untuk mengamankan mereka dan menggeledah isi rumah.
Dari
penggeledahan itu, polisi menemukan sejumlah senjata api rakitan
berjenis laras panjang dan senjata tajam di sebuah lahan di belakang
rumah. Selain itu, polisi juga mengamankan bendera kelompok Gamis.
Menurut
penelusuran, selain santri, Nasirudin Ahmad, pimpinan Pesantren Daarul
Akhfiya' juga ikut diamankan secara paksa di Polsek Kertosono. Pagi
tadi, mereka dipindahkan Gedung Eks BNK, Nganjuk. Mereka diangkut dengan
sebuah bis mini bernomor Polisi AG 7113 V, dengan pengawalan ekstra
ketat. Terpantau sebanyak enam unit mobil patroli polisi mengawal
rombongan tersebut.
Dalam penggeledahan yang
dilakukan polisi, Senin (12/11) malam hingga Selasa (13/11) dini hari,
Kepala Polres Nganjuk Komisaris Besar Polisi Anggoro Sukartono
mengatakan, pihaknya mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya,
materi-materi jihad dan beberapa barang bukti lainnya. " Kita temukan
beberapa buku dan VCD berisi materi jihad. Saat ini masih dalam
penyelidikan keterkaitan mereka," kata Anggoro, Selasa (13/11) dilokasi
kejadian.
Selain penemuan materi terkait
jihad, polisi juga mengamankan barang bukti lainnya seperti mata panah,
senjata laras panjang dengan peluru cis, serta peralatan beladiri
seperti sansak.
Warga sekitar sendiri
mengancam para santri untuk meninggalkan tempat keluar dari desa Kepuh,
Kertosono, Nganjuk. Pasalnya, aktifitas santri meresahkan warga
terindikasi kegiatan terorisme dengan setiap malam sering melakukan
aktivitas dengan mengeluarkan suara keras, dan latihan baris-berbaris
layaknya militer.
“Sebenarnya kami sudah
merasa tidak senang sejak setahun lalu, dan kami sudah melaporkannya ke
perangkat desa, tapi baru kali ini aparat mau bertindak,” kata Hendro,
warga Kepuh.
Seorang warga setempat, Danang,
mengungkapkan, kelompok itu terdiri dari para pendatang yang berasal
dari luar Pulau Jawa dan menempati rumah milik salah satu warga, Badal.
Mereka dinilai jarang berinteraksi. Aktifitas yang dilakukan kelompok
tersebut, di antaranya, pengajian dan latihan bela diri di rumah
tersebut, terutama pada malam hari.
Menurut
Danang, warga sudah beberapa kali mengusir. Namun, selalu
gagal."Pengusiran ini sudah dilakukan ketiga kali. Warga resah dengan
sikap mereka yang tertutup dan tidak mau mengenal warga. Kami hanya
mengantisipasi hal yang tidak benar saja," kata Danang.
Ditemui
di lokasi, Kades Kepuh David Wilianto, SE kepada Surabaya Post, meminta
aparat bertindak tegas terhadap pengasuh ponpes itu. Warga tidak
menginginkan mereka kembali melakukan aktifitas di Kepuh, maka, pihak
aparat telah melarang ponpes itu beroperasi lagi.
Diinformasikan,
pihak aparat desa selama ini tidak melakukan tindakan lantaran dari
pihak RT/RW belum pernah melakukan komplain baru setelah adanya utusan
warga melaporkan kejadian aneh itu maka pihaknya bertindak.
Dijelaskan,
bahwa Pesantren Daarul Akhfiya’ tidak ada alasan untuk kembali
beropersi di desanya, pasalnya setelah tadi pagi memverifikasi ke kantor
Kementrian Agama (Kemenag) Nganjuk ternyata tidak ada izin khusus.
“Kami berharap aparat mengeluarkan fatwa larangan terhadap Darul
Akhfiya’ beroperasi di Kepuh,” pintanya.
0 comments:
Posting Komentar
Kami menawarkan software atau game yang telah di posting pada situs ini untuk anda miliki dengan cara klik link Order DVD diatas atau SMS ke 085 730 281 770 dengan format :
ORDER DVD (spasi) Nama Aplikasi/Paket (spasi) Nama dan alamat lengkap anda lalu kirim sms ke 085 730 281 770